WartaPendidikan.co.id, Jakarta – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menggelar acara “Ngopi Bareng” dengan media pada Selasa (29/4), sebagai langkah awal memperkenalkan gerakan #KampusBerdampak. Gerakan ini merupakan bagian dari program #DiktisaintekBerdampak yang lebih besar.
Acara ini digelar sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 dan untuk menegaskan kelanjutan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diusung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
Tujuannya adalah untuk membuat kampus lebih berdaya dan memberi dampak langsung kepada masyarakat, industri, serta mendukung riset dan inovasi yang berkontribusi pada pembangunan nasional.
Visi dari Kemdiktisaintek, yaitu “Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi yang Berdampak, Inklusif, dan Adaptif untuk Membangun Fondasi Transformasi Sosial dan Ekonomi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045,” sejalan dengan gerakan ini. Dalam kesempatan ini, Dirjen Dikti, Khairul Munadi, menyampaikan bahwa gerakan #KampusBerdampak adalah wujud dari penerapan nilai-nilai Ki Hadjar Dewantara, yaitu “Dengan ilmu kita menuju kemuliaan, dengan amal kita menuju kebajikan.”
Khairul menegaskan bahwa perguruan tinggi harus lebih dari sekadar menghasilkan lulusan dan publikasi. Kampus harus menjadi agen transformasi sosial yang memberi solusi nyata bagi masyarakat dan berperan sebagai motor penggerak inovasi sosial dan ekonomi berkelanjutan.
Dirjen Khairul berharap perguruan tinggi dapat berfungsi sebagai pusat solusi yang memfasilitasi kolaborasi antara berbagai pihak.
Sebagai implementasi dari gerakan ini, Ditjen Dikti mempersiapkan berbagai program unggulan #KampusBerdampak yang akan diluncurkan pada puncak peringatan Hardiknas 2025, yang bertujuan untuk menghubungkan ilmu dengan aksi, riset dengan kebutuhan nyata, serta pembelajaran dengan pemberdayaan.
Kampus-kampus di seluruh Indonesia akan dimotivasi untuk menjadi simpul transformasi sosial, seperti membantu membangun desa tertinggal, memberdayakan UMKM, melestarikan lingkungan, dan mempersiapkan generasi muda yang berdaya saing, tangguh, serta peduli.
Selain itu, Ditjen Dikti juga akan meluncurkan program pendidikan kedokteran dan kesehatan yang transformatif, melibatkan kolaborasi lintas direktorat di Ditjen Dikti.
Program ini bertujuan untuk menciptakan kebijakan yang mendukung distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerah, termasuk daerah tertinggal (3T).
Sistem Kesehatan Akademik akan menjadi prioritas untuk menciptakan kolaborasi yang berdampak antara perguruan tinggi, rumah sakit pendidikan, industri, masyarakat, dan pemerintah daerah.
Dalam acara ini, Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Berry Juliandi, menyampaikan berbagai program unggulan sebagai bagian dari kelanjutan program MBKM, khususnya dalam meningkatkan kontribusi mahasiswa terhadap masyarakat dan dunia usaha, serta riset dan inovasi.
Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) akan mendorong mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembangunan desa, pemberdayaan UMKM, dan pengelolaan lingkungan.
Ditjen Dikti juga mengedepankan program kewirausahaan melalui Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), yang bertujuan menumbuhkan semangat kewirausahaan berbasis inovasi.
Program Magang Berdampak, kelanjutan dari Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), akan memberikan mahasiswa pengalaman langsung di dunia kerja untuk memperkuat keterampilan profesional mereka.
Selain itu, program beasiswa juga diperkenalkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, seperti Beasiswa PMDSU untuk percepatan studi S2-S3, Beasiswa Kolaborasi Internasional, dan Beasiswa Prapasca untuk daerah 3T.
Ditjen Dikti juga mendukung perguruan tinggi dalam penguatan tata kelola dengan program hibah revitalisasi PTS dan penguatan otonomi politeknik.
Sekretariat Ditjen Dikti tengah mengoordinasikan “Festival Kampus Berdampak,” yang akan melibatkan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia dan memfasilitasi kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri, pemerintah, dan stakeholder lainnya.
Festival ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mempromosikan dampak positif yang dihasilkan melalui kolaborasi tersebut dan menginspirasi mahasiswa untuk berperan aktif sebagai generasi yang memberikan solusi bagi tantangan sosial.
Di akhir acara, Dirjen Dikti mengajak semua pihak untuk berkomitmen bersama dalam menjadikan kampus sebagai agen perubahan yang memberikan dampak luas. “Kampus yang hebat adalah kampus yang berdampak,” tutupnya. (*)
Leave a Reply