WartaPendidikan.co.id, Surakarta, 08 Mei 2025 – Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar workshop pembuatan keripik tempe di Desa Gaum, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk unggulan desa sekaligus memberdayakan masyarakat setempat melalui pelatihan kewirausahaan berbasis potensi lokal.

Dipilihnya keripik tempe sebagai tema workshop didasarkan pada potensi Desa Gaum yang telah lama dikenal sebagai sentra produksi tempe. Program ini menyasar pelaku UMKM dan ibu rumah tangga agar tidak hanya memproduksi tempe mentah, tetapi juga mampu mengolahnya menjadi produk turunan seperti keripik tempe yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

Ketua pelaksana kegiatan, Firmansyah, memaparkan jalannya workshop kepada sekitar 30 kepala keluarga di RT 5 RW 4 Desa Gaum. Suasana acara tampak meriah dan penuh antusiasme, terutama dari para ibu rumah tangga yang aktif mengikuti setiap tahapan pelatihan. Mahasiswa FEB UNS berharap kegiatan ini dapat membekali warga dengan keterampilan baru serta mendorong pengembangan usaha keripik tempe sebagai salah satu produk unggulan desa.

“Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa UNS dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal,” ujar Firmansyah.

Workshop yang digelar pada Sabtu (26/4/2025) di Balai Desa Gaum ini diawali dengan sambutan dari Bayan Desa Gaum, Endri Susanto. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi inisiatif mahasiswa UNS dalam menyelenggarakan kegiatan yang membawa manfaat langsung bagi warga desa.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi presentasi oleh Jono, seorang pelaku usaha tempe setempat. Ia berbagi pengalaman seputar proses produksi tempe dan tantangan dalam memasarkan produk. Cerita inspiratif Jono disambut antusias peserta workshop, yang aktif mengajukan pertanyaan.

Baca juga :  Mahasiswa PWK ITB Raih Juara 3 ESRI Young Scholar Award 2025 Lewat Inovasi Kesehatan Mental Komuter

“Peluang usaha masih terbuka lebar untuk olahan tempe di pasaran,” ungkap Jono.

Sesi berikutnya adalah praktik langsung pembuatan keripik tempe yang dipandu oleh Surip, warga yang telah berpengalaman dalam mengolah makanan tradisional. Ia menjelaskan langkah-langkah mulai dari pengirisan tempe, pembuatan adonan bumbu, hingga teknik penggorengan yang menghasilkan keripik renyah dan lezat.

Kegiatan ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) ke-12, yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Diharapkan, masyarakat dapat mengenali nilai tambah dari produksi olahan tempe serta meningkatkan kesejahteraan melalui kewirausahaan lokal. (Amelia)