WartaPendidikan.co.id, Jakarta, 02 Mei 2025 – Pengalaman hidup di luar negeri bisa menjadi pembelajaran berharga yang mengubah cara pandang seseorang. Inilah yang dialami Farhan Rizqi, mahasiswa jurusan Sains dan Teknologi Farmasi dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), setelah mengikuti program pertukaran pelajar Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di University of Waikato, Hamilton, New Zealand.

Keinginannya untuk kembali ke negeri Kiwi berakar dari pengalaman masa kecilnya saat mengikuti Jamboree Pramuka di New Zealand pada tahun 2016. Kualitas hidup yang tinggi serta keterbukaan masyarakat terhadap berbagai budaya membuatnya terkesan dan ingin kembali menimba ilmu di sana.

Selama di University of Waikato, Farhan mengambil sejumlah mata kuliah lintas disiplin seperti Understanding Visual Culture, Fundamentals of Successful Marketing, Character and Intercultural Capabilities in Organization, serta Promoting Mental and Physical Health. Dari situ, ia tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami cara berpikir masyarakat global.

Namun, tinggal di negeri orang tentu tak semudah yang dibayangkan. Farhan mengaku butuh waktu lebih dari dua minggu untuk beradaptasi. Hal-hal seperti harga barang yang tinggi, sistem transportasi umum, gaya pengajaran di kelas, hingga suasana malam yang sunyi menjadi tantangan tersendiri baginya.

Meski demikian, dukungan dari teman-teman asrama yang ramah serta keberadaan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hamilton menjadi penopang kuat selama proses penyesuaian. Tak hanya itu, Farhan juga menjalin persahabatan dengan mahasiswa dari berbagai negara seperti Vietnam, Jerman, India, dan Sri Lanka.

“Bagi aku, salah satu pelajaran hidup yang paling bermakna di sana adalah bagaimana cara hidup bertoleransi dengan perbedaan etnis, agama, gender, seksualitas, dan lainnya. Ketika dihadapkan dengan perbedaan, kita tidak menjauh, tapi justru belajar hidup berdampingan,” tutur Farhan.

Baca juga :  Daikin Goes to Campus: Kenalkan Industri Tata Udara kepada Mahasiswa Universitas Pakuan

Program IISMA ini tak hanya membuka wawasan akademiknya, tapi juga memperkuat keinginannya untuk melanjutkan studi ke luar negeri. “Sejak pulang dari sana, aku merasa menjadi pribadi yang lebih baik. Mulai dari cara bertoleransi, berkomunikasi, hingga menghadapi masalah,” ujar Farhan.

Pengalaman Farhan adalah bukti bahwa belajar ke luar negeri bukan hanya soal akademik, tapi juga soal kehidupan. Dari New Zealand, ia pulang membawa nilai-nilai yang memperkaya diri dan siap diaplikasikan untuk masa depan yang lebih baik. (Amelia)