WartaPendidikan.co.id, Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa sektor pendidikan merupakan pilar utama dalam agenda pembangunan nasional. Hal ini ditunjukkan melalui besarnya porsi anggaran pendidikan dalam APBN.

“Kalau saya tidak keliru, anggaran pendidikan dalam APBN saat ini menjadi yang terbesar dalam sejarah Republik, mencapai lebih dari 22 persen,” ujar Presiden saat menghadiri peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di SDN Cimahpar 5, Bogor, Jumat (2/5/2025).

Presiden menyampaikan bahwa alokasi anggaran yang besar tersebut dimungkinkan karena situasi Indonesia yang relatif stabil dan damai selama beberapa dekade terakhir. Hal ini memberi ruang bagi pemerintah untuk lebih fokus pada pembangunan manusia melalui sektor pendidikan.

Ia membandingkan situasi Indonesia dengan negara lain seperti India, yang menempatkan sektor pertahanan sebagai prioritas karena berada dalam lingkungan yang lebih rawan konflik.

Menurut Prabowo, banyak negara di Eropa, Afrika, hingga Timur Tengah, saat ini dilanda peperangan yang berkepanjangan sehingga harus mengalokasikan sumber daya besar untuk pertahanan.

“Di berbagai wilayah seperti Palestina, Gaza, Suriah, Irak, hingga negara-negara di Afrika seperti Sudan dan Somalia, konflik terus terjadi. Sementara kita di Indonesia diberi kedamaian. Ini adalah karunia besar yang patut kita syukuri,” ujarnya.

Prabowo menegaskan bahwa kedamaian yang dirasakan bangsa saat ini bukan datang secara tiba-tiba, melainkan hasil dari usaha para pemimpin bangsa yang menjaga keamanan dan stabilitas nasional.

“Perdamaian tidak jatuh begitu saja dari langit, melainkan hasil kerja keras dan komitmen pemimpin untuk melindungi rakyatnya,” tegasnya.

Presiden pun mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk memanfaatkan masa damai ini dengan sebaik-baiknya, khususnya untuk memperkuat pembangunan, terutama di bidang pendidikan.

“Dari sinilah masa depan anak-anak dan cucu kita ditentukan. Apakah kita ingin Indonesia menjadi negara yang tertinggal atau menjadi bangsa yang makmur, semua bergantung pada kualitas pendidikan,” tutupnya. (*)

Baca juga :  Kemdiktisaintek dan KPK Sepakat Wujudkan Pendidikan Antikorupsi di Semua Jenjang