WartaPendidikan.co.id, Surabaya, 06 Mei 2025 – Hafidhoh Maulidiyah, mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR), berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional. Gadis yang akrab disapa Lidya ini meraih dua penghargaan sekaligus sebagai Best Oralist dan Best Project dalam acara Youth Leaders Exchange and Conference (YLEC) 2025 yang digelar di China.
Program prestisius yang diinisiasi oleh Gold Nation Indonesia ini berlangsung secara luring pada 15–18 April 2025 di China, dengan rangkaian pembekalan daring sejak Februari. Selain konferensi sebagai agenda utama, para peserta juga melakukan kunjungan akademik ke universitas ternama seperti Tsinghua University dan Peking University.
“Secara garis besar, YLEC ini adalah program konferensi dan pertukaran. Kami memecahkan suatu kasus berdasarkan tema tertentu, lalu mempresentasikan solusi yang kami rancang dalam kelompok. Selain itu, ada juga kunjungan budaya ke berbagai situs ikonik,” jelas Lidya.
Kolaborasi Lintas Bidang: Menjawab Tantangan Pendidikan
Keterlibatan Lidya dalam YLEC 2025 dilatarbelakangi oleh ketertarikannya pada tema besar konferensi, yakni Enhancing the Resilience of Young Leaders Amid Digitalization Through Global Collaboration. Tema ini dianggap sangat relevan dengan minat Lidya terhadap isu digitalisasi dan kolaborasi antar bidang yang telah ia geluti sejak mengikuti program Digistar.
Dalam forum tersebut, Lidya bersama timnya mengusung proyek edukatif bertajuk Stand for Life: No More Left Behind, sebuah inisiatif yang ditujukan untuk menjembatani kesenjangan pendidikan antara wilayah urban dan rural, khususnya bagi remaja usia 16–18 tahun yang rentan putus sekolah. Proyek ini berfokus pada tiga aspek utama: literasi, numerasi, dan kewirausahaan.
“Kami berdiskusi lintas bidang untuk merancang solusi yang tepat. Mentor kami berasal dari latar belakang teknologi, sehingga kami mendapat banyak dukungan dari segi tools dan efisiensi kerja,” ujar Lidya.
Setelah melewati proses pitching, presentasi kelompok, dan sesi tanya jawab, proyek ini berhasil meraih penghargaan Best Project. Selain itu, Lidya juga terpilih sebagai Best Oralist berkat kemampuannya menyampaikan gagasan dengan jelas dan menginspirasi.
Belajar dan Terinspirasi dari Negeri Tirai Bambu
Tak hanya memperoleh pencapaian akademik, pengalaman Lidya di China juga memperkaya wawasan budaya dan idealismenya. Ia berkesempatan mengunjungi situs bersejarah seperti Temple of Heaven dan Tembok Besar China, serta berdiskusi langsung dengan diplomat di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing.
“China menginspirasi saya karena mereka mampu menyatukan ilmu humaniora dan teknologi secara harmonis. Energi positif orang-orang di sana juga sangat memotivasi,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Lidya membagikan pandangannya tentang kunci meraih prestasi:
“Prestasi bukan hanya soal kemampuan, tapi juga soal bagaimana kita memandang diri sendiri. Bersikap realistis penting — kita tidak boleh terjebak dalam rasa rendah diri, tapi juga tidak menilai diri terlalu tinggi. Mengenali potensi diri adalah langkah awal menuju tujuan hidup.” (Amelia)
Leave a Reply