WartaPendidikan.co.id, Surakarta, 07 Mei 2025 – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta terus mendorong penguatan pendidikan berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) melalui berbagai program inovatif di sekolah-sekolah. Salah satu upaya tersebut diwujudkan oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan IPA UNS melalui Program Hibah Pembelajaran Merdeka dengan melaksanakan asistensi mengajar di SMP Negeri 2 Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.

Kegiatan yang berlangsung dari Februari hingga Juni 2025 ini menjadi bagian dari Science for Life (SFL) Class, sebuah program pengembangan keterampilan abad ke-21 melalui pembelajaran kontekstual dan berbasis proyek. Dalam program ini, mahasiswa menghadirkan berbagai media dan metode pembelajaran inovatif, mulai dari buku pop-up sains, infografis, hingga teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI).

Sebanyak 10 mahasiswa FKIP UNS terlibat aktif dalam program ini, yaitu Arief Kurnia Pambudi, Arilistya Kurniawan, Alifia Nadiatun Najiiha, Debby Asti Septina, Eka Tias Ambarwani, Endyas Miftakhuljannah, Mohammad Nauffal Dzhiyaul Haq, Nurista Ayu Soutul Haqiqi, Yumna Alhay Munajaeti, dan Zefanya Widyasari.

Belajar Sains Lewat Eksperimen dan Aplikasi Canggih

Di kelas VII SMPN 2 Polokarto, mahasiswa UNS memperkenalkan sensor suhu dan kelembapan udara sebagai aplikasi nyata dari teknologi IoT. Melalui eksperimen sederhana, para siswa diajak mencatat data suhu lingkungan sekolah. Mereka kemudian mendiskusikan hubungan antara aktivitas manusia, perubahan iklim, dan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati.

Data hasil eksperimen dianalisis bersama untuk memahami bagaimana peningkatan suhu global dapat memengaruhi kelangsungan hidup berbagai spesies di sekitar mereka.

Selain itu, siswa juga diperkenalkan dengan aplikasi berbasis AI, PlantNet, yang digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan. Dengan memotret daun dan bunga di lingkungan sekolah, siswa belajar mengenali spesies tumbuhan secara ilmiah. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan literasi sains, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap pelestarian tumbuhan lokal.

Baca juga :  Mahasiswa UBSI Tampil Percaya Diri Kenakan Seragam CBAA di UNP Filipina

Respons Positif dari Siswa dan Guru

Antusiasme siswa terhadap pembelajaran berbasis teknologi ini sangat tinggi. Denisa, siswa kelas VII, mengaku senang bisa mengetahui suhu lingkungan menggunakan sensor sederhana. Ia jadi lebih sadar pentingnya menjaga lingkungan.

“Saya juga jadi lebih mudah mengetahui keanekaragaman di sekitar, dari famili hingga jenisnya, ternyata banyak sekali jenis tanaman di sekitar,” ujar Qisel, siswa kelas VII B yang terbantu dengan aplikasi PlantNet.

Guru IPA SMPN 2 Polokarto, Tiara Eka Mawarni, S.Pd., mengapresiasi kehadiran mahasiswa UNS yang membawa inovasi teknologi ke dalam pembelajaran. Menurutnya, pendekatan berbasis IoT dan AI memicu rasa ingin tahu siswa serta memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif.

“Pembelajaran IPA dengan menggunakan teknologi IoT dan AI memberikan respon positif dari peserta didik. Ini memicu rasa ingin tahu dan memberikan pengalaman yang belum pernah mereka alami sebelumnya,” ujar Tiara.

Wujud Implementasi Tridharma dan SDGs

Dosen pembimbing mahasiswa UNS, Dr. Riezky Maya Probosari, S.Si., M.Si., dan Dr. Muhammad Nur Hudha, M.Pd., menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam program ini merupakan bentuk implementasi dari tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat dan pendidikan.

“Melalui program ini, kami ingin membangun sinergi antara pendidikan, teknologi, dan pengabdian masyarakat. Kami juga berharap siswa memiliki kesadaran ekologis dan keterampilan abad ke-21 yang penting untuk menghadapi tantangan global ke depan,” ujar Dr. Riezky.

Kegiatan ini sekaligus menjadi perwujudan dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas—membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan sejak dini. (Amelia)