WartaPendidikan.co.id, Brasilia, Brasil – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto mewakili Indonesia dalam forum BRICS ke-12 yang diadakan di kota Brasilia. Menteri Brian menegaskan Indonesia berkomitmen untuk memperkuat Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Kejuruan (TVET) sebagai kunci menuju pendidikan yang inklusif dan adil.
Dalam sesi pembahasan The BRICS TVET Cooperation Alliance, negara-negara anggota berbagi perkembangan terkini mengenai Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Kejuruan (TVET) di masing-masing negara.
Dalam sambutannya, Menteri Brian menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Brasil. “Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk berpartisipasi dalam dialog mengenai isu-isu pendidikan yang strategis ini,” ujarnya.
Mendiktisaintek menekankan bahwa TVET berperan penting dalam membekali individu dengan keterampilan praktis yang siap kerja, menjembatani kesenjangan keterampilan, dan meningkatkan kemampuan kerja. “Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia melalui TVET,” tambahnya.
Sejak tahun 2016, Indonesia telah memprioritaskan perluasan akses ke TVET melalui revitalisasi sekolah kejuruan. Saat ini, lebih dari 14.000 sekolah kejuruan menengah beroperasi di seluruh Indonesia, melayani lebih dari 4,9 juta siswa, termasuk peningkatan inklusivitas bagi siswa berkebutuhan khusus. Untuk mendukung siswa dari keluarga miskin, pemerintah juga menyediakan beasiswa melalui Program Indonesia Pintar (PIP).
Dalam bidang pendidikan tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meluncurkan Program Diktisaintek Berdampak, yang bertujuan menjadikan politeknik sebagai pusat pendidikan terapan dan inovasi. “Kami memperluas program diploma dan gelar terapan, serta memperkuat kemitraan industri-akademisi untuk memastikan lulusan kami dibekali dengan keterampilan abad ke-21,” jelasnya.
Menteri Brian juga menekankan dukungan Indonesia terhadap penggabungan transformasi digital dan kompetensi ekonomi hijau ke dalam sistem TVET. “Kami percaya kolaborasi kami dapat mendorong inovasi yang berarti dan pertumbuhan yang inklusif di seluruh negara BRICS,” ungkapnya.
Sebagai peserta baru dalam Kerjasama BRICS, Indonesia berkomitmen untuk terlibat secara aktif dan saling belajar. “Kami sangat ingin berkontribusi pada tujuan kerjasama BRICS dan meminta bimbingan serta kerja sama ke depan,” tutupnya.
Selain itu, telah disepakati juga dokumen TVET Cooperation Alliance (TCA) Charter sebagai panduan kerja sama TVET, dan Indonesia resmi mengakses MoU BRICS Network University (NU), memungkinkan usulan 22 universitas untuk bergabung dalam berbagai kelompok tematik.
Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi negara-negara anggota BRICS untuk berbagi praktik terbaik dan mendorong inisiatif bersama dalam pelatihan kejuruan, pengembangan keterampilan, dan pengembangan ekosistem pendidikan Tinggi yang siap terhadap tantangan global, demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. (*)
Leave a Reply