WartaPendidikan.co.id, Gresik – Dunia industri kerap mengeluhkan minimnya kesesuaian antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan nyata di lapangan. Tak hanya soal kompetensi mahasiswa, ketimpangan ini juga terjadi pada desain kurikulum yang tak jarang tertinggal dari dinamika industri.
Persoalan itu menjadi sorotan dalam kuliah tamu Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Fauzan, di Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Kamis (5/6). Di hadapan civitas akademika kampus dan pimpinan yayasan, Fauzan menegaskan perlunya terobosan di perguruan tinggi, khususnya kampus berbasis industri, untuk menjawab tantangan zaman.
“Sebagai kampus industri, UISI punya potensi besar untuk menjadi pelopor dalam menjawab tantangan zaman—asal berani berubah dan bergerak cepat,” ujar Fauzan. Ia menambahkan, posisi UISI yang berasal dari dunia industri mestinya menjadikan kampus ini sebagai model ideal keterhubungan antara pendidikan tinggi dan dunia kerja. “Tidak ada alasan kampus ini tidak link and match dengan industri,” tegasnya.
Lebih jauh, Fauzan menyoroti pentingnya fleksibilitas dalam pengelolaan perguruan tinggi swasta. Menurutnya, fleksibilitas tidak akan tercapai jika kampus hanya berkutat pada persoalan teknis administratif. “Yang perlu kita ungkit adalah hal-hal yang bersifat substantif. Bagi saya, perlu adanya reformasi birokrasi secara menyeluruh,” ujarnya, yang langsung disambut tepuk tangan peserta.
Wakil Rektor I UISI, Prof. Fahimah, menyambut baik dorongan tersebut. Menurutnya, saat ini UISI sedang dalam proses menuju kampus berpredikat unggul dengan fokus pengembangan seluruh program studi. “Semua prodi kami kembangkan sesuai dengan kebutuhan hari ini, terutama komitmen kami untuk mendukung program pemerintah. Kami akan menyiapkan talenta-talenta unggul,” katanya.
Hal senada disampaikan Ketua Yayasan Semen Indonesia Foundation, Effnu Subiyanto. Ia menjelaskan bahwa seluruh proses dan fakta empiris dari dunia pabrik diakumulasi menjadi pengetahuan yang bisa dipelajari di kampus. “Seperti tujuan Diktisaintek Berdampak, kami ingin apa yang kami lakukan memberi dampak positif untuk kemajuan dunia perguruan tinggi di Indonesia,” ujar Effnu.
Wamendiktisaintek menutup kuliah tamu itu dengan mengajak seluruh unsur kampus untuk tidak ragu melakukan reformasi kurikulum dan membuka ruang-ruang kolaborasi nyata dengan industri. “Kampus tak cukup hanya menghasilkan lulusan, tapi harus mencetak pelopor perubahan. Dan itu hanya mungkin kalau kita mau menyesuaikan cara berpikir, cara belajar, dan cara berkarya,” ujarnya. (*)
Leave a Reply