WartaPendidikan.co.id, Jakarta – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) secara resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperkuat sinergi antara tugas dan fungsi dalam bidang pencarian dan pertolongan dengan bidang pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Penandatanganan dilaksanakan di kantor Kemdiktisaintek pada Rabu (7/5).
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, dan Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, juga membahas peluang kolaborasi di bidang riset dan pengembangan teknologi.
“Kami ingin perguruan tinggi yang memiliki SDM unggul serta kapabilitas riset dan inovasi dapat berkontribusi nyata dalam membantu berbagai pihak, termasuk Basarnas, dalam menyelesaikan berbagai tantangan di lapangan,” ujar Menteri Brian.
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini juga bisa menjadikan kampus sebagai pusat pengembangan keilmuan yang mendukung proses penyelamatan dan penanganan kedaruratan. Selain itu, Basarnas dapat berperan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat yang masih minim diketahui publik.
Senada dengan Menteri Brian, Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, menyampaikan harapannya bahwa kolaborasi ini bisa memperkuat peran Basarnas melalui peningkatan kualitas SDM, serta dukungan dalam bidang riset dan teknologi.
“Basarnas harus menjadi center of excellence dalam isu-isu kedaruratan. Pencegahan dan penanganan darurat adalah kebutuhan semua orang, dan dalam hal pengembangan SDM serta sarana dan prasarana, kami sangat membutuhkan kolaborasi dan supervisi,” jelas Syafii.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman, turut menyampaikan bahwa kerja sama ini sejalan dengan visi baru Kemdiktisaintek, yakni Diktisaintek Berdampak, yang menekankan pentingnya riset dan inovasi yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat. Ia menyebut bahwa diperlukan problem statement dari Basarnas agar para peneliti memahami secara konkret kebutuhan mereka.
Salah satu contoh skema kerja sama adalah dengan menghadirkan para pakar dari kedua lembaga untuk merancang solusi yang tepat terhadap tantangan yang dihadapi Basarnas, sehingga riset dan inovasi bisa lebih terarah dan efektif.
“Basarnas adalah institusi yang sangat penting dan strategis bagi negara. Kami sangat antusias untuk mendukung misi penyelamatan dan pertolongan yang mereka jalankan,” tutup Menteri Brian.
Acara ditutup dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh Menteri Brian dan Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, sebagai simbol komitmen bersama dalam meningkatkan kinerja masing-masing lembaga melalui sinergi yang produktif. (*)
Leave a Reply