WartaPendidikan.co.id, Sidoarjo – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Salah satu mahasiswa terbaiknya, Michael Ekklesia, ditemukan meninggal dunia di kediamannya di kawasan Perumahan Surya Residence, Buduran, Sidoarjo, pada Rabu (9/4).

Kepergian Michael meninggalkan kesedihan yang mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga teman-teman, dosen, serta koordinator program studinya di kampus. Mahasiswa Program Studi S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Unesa ini dikenal sebagai pribadi yang santun, aktif, dan memiliki semangat belajar tinggi.

Michael baru saja menyelesaikan tugas akhir dan telah menyerahkan jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan. Nilai skripsinya pun telah keluar dengan hasil membanggakan. Ia lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,71, mencerminkan dedikasi dan kerja kerasnya selama menempuh pendidikan di Unesa.

Salah satu dosennya, Oksiana Jatiningsih, tak kuasa menahan rasa kehilangan atas kepergian Michael. Ia mengisahkan, almarhum sempat datang bersilaturahmi ke rumahnya saat momen Lebaran Idulfitri.

“Anaknya Lebaran ke sini, hari Sabtu kemarin. Kita ngobrol lama, hampir empat jam. Waktu itu ada juga mahasiswa dari angkatan lain. Michael ceria, banyak bercerita seperti biasa,” ungkap Oksiana pada Kamis (10/4).

Michael juga menyampaikan niatnya untuk bersilaturahmi ke rumah dosen-dosen lainnya, namun karena kesibukannya bekerja, keinginan itu belum sempat terwujud.

“Saya kaget dan terpukul saat mendengar kabar duka ini. Padahal kemarin masih bercanda dan tertawa bersama di rumah. Michael anak yang sopan, aktif, dan selalu memanggil saya dengan sebutan ‘bunda’,” kenangnya.

Sebagai bentuk dukungan, Universitas Negeri Surabaya melalui Subdirektorat Mitigasi Crisis Center (SMCC) hadir di rumah duka untuk memberikan penguatan kepada keluarga yang ditinggalkan serta menyampaikan kesan mendalam terhadap almarhum.

Baca juga :  Robith, Mahasiswa Termuda Kedokteran Unesa 2025: Lulusan Akselerasi dari Mojokerto

“Kami sangat berduka dan merasa kehilangan atas kepergian Michael. Ia mahasiswa yang baik, penuh motivasi, dan mudah bergaul,” ungkap Wiryo Nuryono, perwakilan SMCC Unesa.

Wiryo, yang juga merupakan dosen Program Studi Bimbingan Konseling Unesa, mengajak seluruh mahasiswa dan sivitas akademika untuk lebih terbuka terhadap persoalan hidup yang dihadapi. Ia menegaskan pentingnya berbagi cerita, baik mengenai perkuliahan, pertemanan, maupun masalah pribadi lainnya.

“Terlepas dari gender, curhat itu penting. Di Unesa, kami memiliki layanan konseling dan tim psikolog yang siap membantu mahasiswa yang sedang menghadapi tekanan mental,” tuturnya.

Unesa secara rutin mengadakan berbagai program penguatan kesehatan mental mahasiswa, seperti kelas kesehatan mental, layanan konseling di setiap fakultas, hingga program identifikasi kesehatan mental di semua program studi.

“Setiap semester, kami menjalankan program identifikasi kesehatan mental dan menyediakan pojok curhat bagi mahasiswa. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada yang merasa sendirian menghadapi masalah,” pungkasnya. (Amelia)