WartaPendidikan.co.id, Surabaya, 11 April 2025 – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali mencatatkan pencapaian istimewa dalam penerimaan mahasiswa baru tahun 2025 melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Di antara ribuan peserta, dua nama mencuri perhatian karena usia mereka yang tergolong muda. Salah satunya adalah Robith Najachil Umam, remaja asal Mojokerto yang berhasil masuk Fakultas Kedokteran Unesa di usia 16 tahun 1 bulan.
Robith diterima di Program Studi S1 Kedokteran, Fakultas Kedokteran (FK) Unesa berkat prestasi akademik yang gemilang, kedisiplinan tinggi, serta nilai-nilai keagamaan yang ia tanamkan sejak kecil di pondok pesantren.
“Saya sangat bersyukur bisa mencapai semua ini. Prestasi yang saya raih bukan hanya karena usaha pribadi, tetapi juga karena doa orang tua, guru, serta para kyai yang selalu membimbing saya,” ungkap Robith, seperti dikutip dari laman resmi Unesa.
Segudang Prestasi dan Perjalanan Akselerasi
Dikenal sebagai siswa berprestasi, Robith sudah menorehkan berbagai pencapaian di bidang akademik. Ia pernah menjadi semifinalis Olimpiade Kedokteran di Unusa, semifinalis Olimpiade Biologi di PGRI Adi Buana, serta meraih dua medali emas dari Pusat Kejuaraan Sains Nasional (Puskanas).
Kesuksesannya tak lepas dari keputusan berani untuk mengikuti program akselerasi sejak jenjang SMP hingga SMA. Lewat jalur ini, Robith mampu menyelesaikan pendidikan menengah hanya dalam empat tahun — lebih cepat dibandingkan siswa pada umumnya.
“Saya menjalani akselerasi dengan ritme belajar yang padat. Jika biasanya satu semester ditempuh enam bulan, saya harus menyelesaikan dalam tiga bulan saja. Itu tantangan besar, tetapi juga pengalaman yang sangat berharga,” tuturnya.
Adaptasi di Dunia Perkuliahan dan Cita-cita Mulia
Masuk ke dunia perkuliahan pada usia 16 tahun tentu bukan perkara mudah. Robith harus beradaptasi dengan lingkungan kampus yang sangat berbeda dari dunia pesantren yang telah membentuk karakternya selama ini.
Meski lahir dari keluarga dokter, keputusan Robith untuk mengambil jalur kedokteran bukan semata karena ingin mengikuti jejak orang tuanya. Ia memiliki cita-cita pribadi untuk melampaui pencapaian mereka.
“Orangtua saya berharap saya bisa lebih baik dari mereka. Saya ingin mewujudkan itu dengan menjadi dokter spesialis yang tidak hanya mengobati pasien, tetapi juga berkontribusi untuk masyarakat,” ujar Robith, lulusan MAS Unggulan Amanatul Ummah Surabaya.
Harapan Sang Ibu: Sukses Dunia dan Akhirat
Sang ibu, Nur Arifah, menyimpan harapan besar bagi putra sulungnya. Tak hanya sukses dalam pendidikan, ia ingin Robith tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik secara utuh.
“Saya ingin Robith sekolah lebih tinggi dari kami, melampaui pencapaian yang telah kami raih. Tapi yang penting, saya ingin ia lebih sukses, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat,” ucapnya penuh haru. (Amelia)
Leave a Reply