WartaPendidikan.co.id, Muaro Jambi – Auditorium Chatib Quzwain UIN Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi pada Rabu (13/08/2025) terasa begitu hidup. Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas memenuhi ruangan, sebagian datang lebih awal agar tidak kehilangan momen berharga. Hari ini, kampus menggelar acara bertajuk Diklat Cinta UIN Jambi, menghadirkan sosok ulama kharismatik Buya Yahya.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan, Ayub Mursalin yang hadir mewakili Rektor UIN STS Jambi membuka acara dengan sambutan hangat. Dengan suara mantap, beliau mengajak seluruh sivitas akademika untuk menumbuhkan kecintaan pada proses menimba dan mengembangkan ilmu. “Kita harus mencintai ilmu dan terus mengasahnya. Ikutilah setiap kegiatan positif yang ada, karena itu merupakan pintu kesempatan terbuka,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa momentum bulan Agustus ini memberi pesan istimewa. “Kita sudah mendekati 17 Agustus, mari tanamkan rasa cinta pada kampus, ilmu pengetahuan, dan bangsa Indonesia,” pesannya, yang disambut tepuk tangan mahasiswa.
Ketika giliran Buya Yahya naik ke podium, suasana berubah menjadi lebih hening. Semua mata tertuju kepadanya. Dengan tutur kata yang lembut namun tegas, ia memaparkan makna cinta dari berbagai sudut pandang.
“Jika ada yang mengetuk hatimu, jangan izinkan membukanya sembarangan. Orang yang tercuri panah asmara bisa merugi seumur hidup. Jangan mau dibodoh-bodohi karena cinta atau rasa takut kehilangan,” ucapnya penuh penekanan.
Buya Yahya menekankan bahwa move on adalah pilihan cerdas ketika cinta tak berjalan semestinya. “Fase cinta seharusnya berawal dari kagum, lalu berpikir, dan memutuskan, bukan dari pujian semata. Cinta itu logis,” ujarnya.
Diselingi candaan yang membuat ruangan pecah tawa, ia mengajak mahasiswa yang masih berpacaran untuk segera menghalalkan hubungan.
“Saya ke sini mau buka pintu halal. Kalau masih pacaran, kasih tahu siapa lelakinya, biar saya ajak ngopi, terus kita halalkan hubungan yang haram itu,” katanya, membuat suasana cair.
Kepada mahasiswi, Buya Yahya memberikan teladan Siti Khadijah sebagai contoh perempuan yang bijak dan setia. “Bangun pernikahan di atas cinta, bukan cinta di atas pernikahan,” nasihatnya.
Sesi tanya jawab pun berlangsung menarik. Salah satu mahasiswa mengungkapkan kegundahan hati karena ditinggal menikah oleh kekasih yang dijodohkan orang tuanya. Menjawab itu, Buya Yahya mengingatkan, “Gunakan logika dalam mencintai. Perbaiki diri, dan Tuhan akan hadirkan jodoh yang tepat untukmu.” Tegasnya.
Acara berakhir dengan senyum dan wajah penuh semangat dari para peserta. Mereka tidak hanya pulang membawa ilmu, tetapi juga energi positif dan rasa cinta yang lebih kuat pada kampus, ilmu pengetahuan, serta tanah air. (*)
Leave a Reply