WartaPendidikan.co.id, Jakarta, 15 April 2025 – Kebersihan lingkungan kampus merupakan faktor penting dalam menciptakan kenyamanan bagi seluruh civitas akademika. Salah satu upaya nyata untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat adalah melalui program Green Campus, sebuah inisiatif ramah lingkungan yang bertujuan membentuk generasi yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Program Green Campus tidak hanya melibatkan mahasiswa, namun juga seluruh elemen yang ada di lingkungan perguruan tinggi, seperti dosen, tenaga kependidikan, petugas kebersihan, dan pegawai kampus. Sayangnya, hingga saat ini implementasi program tersebut masih belum optimal di banyak institusi. Hal ini berdampak pada rendahnya pemahaman dan partisipasi mahasiswa terhadap isu-isu lingkungan (Yildiz & Budur, 2019).
Salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan Green Campus adalah minimnya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan lingkungan. Meski berbagai program telah disediakan, masih banyak mahasiswa yang kurang aktif berpartisipasi. Untuk itu, diperlukan adanya bimbingan dan evaluasi rutin guna mengukur sejauh mana efektivitas program serta dampaknya terhadap peningkatan kesadaran lingkungan mahasiswa.
Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus menjadi sangat krusial. Kampus bukan hanya sekadar tempat belajar, tetapi juga ruang tumbuh dan berkembangnya generasi penerus bangsa. Mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, serta pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan.
Sayangnya, masih banyak mahasiswa yang belum menunjukkan kepedulian terhadap kebersihan kampus. Contoh sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya masih sering diabaikan. Sampah yang berserakan di area kampus menjadi bukti nyata kurangnya kesadaran dan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan sekitar.
Menurut Marsaulina (2014), kesadaran mahasiswa dalam membuang sampah dengan benar dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pendidikan dan tingkat kesadaran lingkungan. Sebagai generasi muda dan agen perubahan, mahasiswa harus lebih peka terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan kampus. Tidak cukup hanya memanfaatkan fasilitas yang tersedia, tetapi juga harus aktif menjaga dan merawat lingkungan bersama-sama.
Kebersihan kampus bukanlah tanggung jawab petugas kebersihan semata, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh penghuni kampus. Kampus yang bersih akan menciptakan suasana belajar yang nyaman, kondusif, dan menyenangkan.
Lantas, apakah mahasiswa sudah cukup peduli terhadap lingkungan kampus? Faktanya, sikap apatis mahasiswa dalam menjaga kebersihan, terutama dalam hal membuang sampah sembarangan, masih menjadi permasalahan yang sering dijumpai di banyak perguruan tinggi.
Kurangnya kesadaran ini bisa membawa dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan penghuni kampus. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa. Salah satunya adalah melalui kampanye edukatif mengenai pentingnya pengelolaan sampah, serta penyelenggaraan seminar atau workshop yang membahas isu-isu seperti pengurangan sampah, daur ulang, dan praktik ramah lingkungan lainnya.
Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami pentingnya menjaga kebersihan dan memanfaatkan fasilitas kampus secara optimal. Kesadaran kolektif ini akan berkontribusi pada terciptanya lingkungan kampus yang lebih nyaman untuk proses belajar-mengajar.
Jika tidak ditangani dengan serius, lingkungan kampus yang kotor dapat menghambat kegiatan akademik. Mahasiswa bisa merasa tidak nyaman, sulit berkonsentrasi, bahkan mengalami stres dan kehilangan motivasi belajar.
Oleh karena itu, membangun kesadaran mahasiswa dalam menjaga lingkungan kampus adalah langkah penting menuju kampus yang hijau, sehat, dan berkelanjutan. (Amelia)
Leave a Reply