WartaPendidikan.co.id, Jakarta – Waktu tunggu mahasiswa setelah lulus untuk mendapatkan pekerjaan menjadi perhatian serius bagi perguruan tinggi di Indonesia. Gelar sarjana kini tidak lagi menjamin kemudahan dalam memasuki dunia kerja. Tren kenaikan angka pengangguran dari kalangan lulusan perguruan tinggi memicu perguruan tinggi berupaya meningkatkan keterampilan mahasiswa agar lebih siap bersaing di pasar kerja.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah pengangguran lulusan universitas meningkat signifikan, dari 495.143 orang pada tahun 2014 menjadi 981.203 orang pada Agustus 2020, dan masih tinggi yaitu 842.378 orang pada Agustus 2024.

Untuk mengatasi masalah ini, Guru Besar Tetap di Bidang Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Ratna Wardhani, menegaskan pentingnya penyesuaian kurikulum kampus dengan kebutuhan industri. Selain itu, mahasiswa juga harus dilibatkan langsung dalam kolaborasi dengan dunia industri.

“Biasanya proses kolaborasi dilakukan oleh fakultas, tapi sekarang kita akan melibatkan mahasiswa secara langsung untuk memperlihatkan kemampuan mereka secara nyata,” jelas Ratna saat Paparan Publik Calon Dekan FEB UI yang disiarkan secara online pada Kamis (15/5/2025).

Ratna juga mengungkapkan rencana pembuatan platform internal di FEB UI yang akan menghubungkan mahasiswa dengan industri secara langsung. Tujuannya agar persaingan kerja terjadi antar mahasiswa FEB UI saja, bukan dengan lulusan kampus lain, sekaligus mempermudah akses magang.

“Platform nasional sudah ada lewat program Merdeka Belajar seperti MSIB, tapi kami akan kembangkan platform internal agar anak-anak bersaing di dalam lingkungan FEB sendiri,” tambahnya.

Sementara itu, Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Manajemen FEB UI, Ezni Balqiah, menekankan pentingnya penguatan jiwa kewirausahaan (entrepreneur spirit) mahasiswa. Ia mengusulkan dorongan partisipasi mahasiswa dalam kompetisi bisnis, inkubator bisnis, serta magang praktek yang memberikan pengalaman langsung dan membangun jejaring.

Baca juga :  Mahasiswa FPEB Raih Juara Pertama di Kompetisi ChEAton IChEC 2025

“Kita perlu memperkuat rasa bisnis mahasiswa. Mereka harus didorong ikut kompetisi bisnis nasional dan internasional, serta magang yang memberi pengalaman bisnis nyata dan jaringan luas,” ujarnya.

Namun Ezni juga mengingatkan, selain kepintaran, mahasiswa UI masih perlu meningkatkan daya juang dan soft skill mereka agar mampu menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin ketat.

“Mahasiswa pintar tapi daya juang kadang rendah. Oleh karena itu, dosen harus siap mengubah pendekatan agar lulusan kita tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga memiliki soft skill yang kuat,” pungkas Ezni. (Amelia)