WartaPendidikan.co.id, Jawa Barat, 22 April 2025 – Lima tahun lalu, tepatnya di penghujung November 2019, ada satu momen yang membekas kuat dalam ingatan saya. Sebuah gerakan kecil yang digerakkan dengan semangat besar, yang dilahirkan dari kepedulian terhadap lingkungan. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas President angkatan 2017 menginisiasi sebuah acara bertajuk “SEA KEEPER”, yang diselenggarakan di Pantai Citepus, Palabuhan Ratu.

Waktu itu, semangat dan idealisme mahasiswa begitu menyala. Kami sadar bahwa Indonesia menggunakan sekitar 9,8 miliar kantong plastik setiap tahun, dan lebih dari 90% berakhir sebagai sampah di lautan. Fakta inilah yang menggugah hati kami untuk bertindak.

Edukasi Lingkungan: Dari Sekolah ke Pantai

Rangkaian kegiatan SEA KEEPER dimulai dengan sosialisasi ke sekolah-sekolah menengah di kawasan Palabuhan Ratu. Mahasiswa terjun langsung ke SMP dan SMK, membagikan cerita, data, serta membangun kesadaran akan bahaya mikroplastik bagi kehidupan laut dan manusia yang ada di ujung rantai makanan.

Meskipun sering dianggap pasif dalam isu lingkungan, para siswa saat itu menunjukkan antusiasme luar biasa. Mata mereka berbinar, menyadari bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil: menolak sedotan plastik, membawa botol minum isi ulang, hingga menggunakan kantong belanja sendiri.

Suara yang Menggerakkan

Salah satu momen paling berkesan datang dari Saeful Hamdi, perwakilan dari Greeneration Foundation, yang menyampaikan pesan menyentuh:

“Banyak hewan laut berpikir bahwa mikroplastik adalah makanan mereka. Tapi sayangnya, itu adalah plastik. Situasi ini seharusnya membuat kita sebagai generasi muda mulai bertindak.”

Dan kami pun bertindak.

Beach Clean-Up Movement: Aksi Bersama untuk Laut Bersih

Puncak dari SEA KEEPER adalah kegiatan Beach Clean-Up Movement—sebuah aksi nyata yang melibatkan warga, pelajar, aparat pemerintah, TNI, hingga kepolisian. Bersama-sama, kami menyusuri pantai dan memunguti sampah plastik yang berserakan.

Baca juga :  Penandatanganan MoU Antara UNJA dan Pemkab Tanjabbar

Sampah yang terkumpul langsung diproses oleh Dinas Lingkungan Hidup menggunakan mobil penggiling khusus. Selain itu, mahasiswa juga membagikan sedotan stainless kepada masyarakat sebagai simbol komitmen meninggalkan plastik sekali pakai.

Gerakan ini sederhana, tapi membawa pesan besar: perubahan bisa dimulai dari diri sendiri, dan dari hal-hal kecil.

Lima Tahun Kemudian…

Waktu berlalu, namun semangat SEA KEEPER tetap hidup dalam ingatan kami. Gerakan ini bukan sekadar kegiatan sesaat, tapi panggilan hati yang terus relevan hingga kini.

Kini, kita semua bisa ikut menjaga bumi dengan konsisten mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta beralih ke solusi yang berkelanjutan: botol minum isi ulang, kotak makan, alat makan stainless, dan kantong belanja sendiri.

Karena menjaga laut bukan tugas segelintir orang—ini adalah tanggung jawab bersama. (Amelia)