WartaPendidikan.co.id, Yogyakarta, 22 April 2025 – Narendra Brahmantyo Karnamarhendra Roosmawanto, mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2021, mencatatkan prestasi gemilang dengan berhasil mengonversi skripsinya melalui publikasi jurnal terakreditasi SINTA 3. Pencapaian ini menjadi bukti nyata dari kerja keras dan ketekunannya dalam memanfaatkan peluang akademik, sekaligus membawa harum nama almamater.
Selama menempuh pendidikan di UAD, Narend telah menerbitkan dua jurnal ilmiah. Jurnal pertama diterbitkan pada tahun 2023 saat ia berada di semester 4, berjudul “Makna Metaforis dalam Puisi ‘Sajak Pertemuan Mahasiswa’ Karya W.S. Rendra Melalui Tinjauan Semantik Stephen Ullmann”, yang terakreditasi SINTA 5.
Kemudian, pada 28 Maret 2025, ia menerbitkan jurnal keduanya yang terakreditasi SINTA 3, berjudul “Mitos Kematian sebagai Alat Dekonstruksi Nilai: Analisis Semiotika Roland Barthes pada Naskah Drama ‘Bulan Bujur Sangkar’ Karya Iwan Simatupang”. Jurnal ini mengangkat isu tentang keputusasaan tokoh orang tua terhadap hidupnya, yang kemudian memutuskan untuk mengakhiri hidup dan mengajak orang lain melakukan bunuh diri bersamanya — sebuah analisis mendalam melalui pendekatan semiotika.
Kedua jurnal tersebut menunjukkan kesinambungan dengan bidang ilmu yang ia pelajari, yakni Sastra Indonesia, terutama dalam hal penggalian nilai-nilai budaya melalui karya sastra.
Narend mengungkapkan bahwa proses penerbitan jurnal tidaklah mudah. Salah satu tantangan terbesarnya adalah waktu revisi yang sangat singkat. “Tantangannya saat itu ialah pemberian waktu untuk mengerjakan revisi oleh pihak jurnal itu sangat singkat, karena maksimal satu minggu, sedangkan revisinya cukup banyak,” ujarnya. Meski begitu, tantangan ini tidak mematahkan semangatnya, bahkan menjadi pemicu untuk bekerja lebih keras.
Dengan terbitnya jurnal terakreditasi SINTA 3 tersebut, Narend berhasil mengonversi tugas akhirnya, sehingga tidak perlu menyusun skripsi seperti mahasiswa pada umumnya. Ini menjadi bukti bahwa jalur akademik alternatif juga bisa menghasilkan kontribusi ilmiah yang bermakna.
Menutup kisahnya, Narend berharap agar apa yang telah ia lakukan dapat menjadi dorongan bagi dirinya sendiri untuk terus berkembang, serta memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu Sastra Indonesia. Ia juga berharap jurnal yang telah diterbitkannya dapat menjadi referensi penting dalam kajian sastra dan budaya. (Amelia)
Leave a Reply