WartaPendidikan.co.id – Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang, menerima audiensi dari Direktur ICE Institute, Rahayu Dwi Riyanti, bersama penggagas ICE Institute, Paulina Pannen, pada Selasa (22/4) untuk memperkuat peran Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) dalam mendukung program-program strategis Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

Audiensi yang juga dihadiri oleh Sesditjen Dikti, Sesditjen Risbang, Kepala Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi, serta perwakilan dari Direktorat Bina Talenta dan Direktorat Belmawa Ditjen Dikti, membahas sejumlah isu strategis terkait peningkatan kualitas pendidikan tinggi secara daring.

Pada kesempatan tersebut, Direktur ICE Institute melaporkan perkembangan institusinya dalam empat tahun terakhir. Paulina mengungkapkan bahwa ICE Institute siap mendukung program Ditjen Dikti, terutama dalam peningkatan keterampilan dan kapasitas 10.000 dosen melalui pembelajaran daring.

Selain itu, dibahas juga pengembangan portal National Credit Bank, yang bertujuan untuk menjadi sistem pencatatan kredit akademik nasional yang akan mendukung mobilitas mahasiswa antar perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Sebagai bagian dari inovasi pendidikan, ICE Institute juga merancang program Pre-University untuk memberikan pengetahuan dasar kepada calon mahasiswa sebelum memasuki perguruan tinggi. Dukungan dari Asian Development Bank (ADB) dalam program Just Transition juga menjadi topik pembahasan, terutama terkait pengembangan pembelajaran berbasis riset dan pendekatan berkelanjutan.

Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek juga menyampaikan bahwa saat ini sedang dikaji pemberian apresiasi bagi dosen yang mengampu mata kuliah di platform ICE Institute, mengingat pentingnya kontribusi pendidik dalam menciptakan pendidikan digital yang inklusif dan inovatif.

Di tingkat internasional, Kemendiktisaintek mendukung keikutsertaan aktif ICE Institute dalam forum ASEAN-China Digital Education Alliance untuk memperluas kerja sama akademik dan pertukaran pengetahuan antarnegara.

Baca juga :  UIN STS Jambi Lantik Pengurus DEMA 2025–2026, Dorong Kepemimpinan Mahasiswa yang Aktif dan Inklusif

Sebagai langkah strategis selanjutnya, ICE Institute dengan dukungan pendanaan dari Asian Development Bank akan menyusun kebijakan terkait program microcredential, yang diharapkan dapat menghasilkan kebijakan pendidikan tinggi yang lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan industri serta perkembangan teknologi.

Audiensi ini menegaskan komitmen Kemendiktisaintek untuk mendukung transformasi pendidikan digital, peningkatan kualitas akademik, dan peralihan menuju masa depan pendidikan tinggi yang berkelanjutan melalui peran aktif ICE Institute.

ICE Institute, yang merupakan platform pembelajaran daring terkemuka di Indonesia, kini mulai mengembangkan perannya di tingkat global. Pendiriannya dimulai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada 2017. Namun, sejak restrukturisasi kementerian pada 2019, pengelolaan ICE Institute diserahkan kepada Universitas Terbuka. (*)