WartaPendidikan.co.id, Muaro Jambi – Universitas Jambi (UNJA) kembali melahirkan lulusan terbaik pada Wisuda ke-116. Salah satunya adalah Winda Trisnawati, mahasiswa Program Studi Doktor Kependidikan Pacasarjana UNJA yang lulus dengan predikat Cumlaude dan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yakni 4.00. Acara wisuda ini berlangsung di Gedung Balairung Pinang Masak, pada Sabtu (24/05/2025).

Winda Trisnawati lahir pada 15 Februari 1989 di Pematang Sapat, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Ia berasal dari keluarga sederhana, ayahnya seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Saat ini, ia mengabdi sebagai dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Muhammadiyah Muara Bungo.

Riwayat pendidikannya dimulai dari jenjang S1 di Universitas Bung Hatta dan lulus pada tahun 2011 pada bidang Pendidikan Bahasa Inggris. Kemudian ia melanjutkan studi S2 di bidang Linguistik di Universitas Andalas dan lulus pada tahun 2015. Puncaknya pada studi S3 Kependidikan, ia berhasil meraih gelar doktor dari UNJA pada tahun 2025.

Meraih gelar doktor dan menjadi lulusan terbaik bukanlah hal yang mudah bagi Winda. Ia mengungkapkan rasa haru atas pencapaiannya tersebut.

“Perasaan saya yang pastinya sangat terharu, karena sejujurnya saya merasa masih banyak kekurangan. Bahagia itu pasti, namun hal ini juga menjadi alarm bagi saya untuk terus memantaskan diri dan berproses. Karena sejatinya ini merupakan awal bagi saya untuk mengabdikan diri kepada Persyarikatan Muhammadiyah khususnya, serta bagi nusa, bangsa, dan negara,” ujarnya.

Perjalanan studinya diwarnai berbagai tantangan. Sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anak yang masih kecil, Winda harus pandai membagi waktu antara kuliah, menyelesaikan disertasi, serta kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Di sisi lain, tanggung jawab sebagai dosen tetap harus dijalani mengajar, membimbing mahasiswa, serta menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Baca juga :  Semarak Sastra 2025 UNJA: Memperkuat Eksistensi Bahasa dan Sastra di Era Kecerdasan Buatan

Motivasi terbesarnya datang dari keluarga tercinta. Berkat dukungan dan doa dari suami dan mertuanya serta anak-anaknya selalu memberikan pengertian dan dukungan penuh.

“Mereka sudah banyak berkorban dan mengalah atas waktu saya yang terbagi-bagi. Oleh karena itu, saya bertekad menyelesaikan studi dengan baik dan membanggakan mereka. Ketika anak-anak saya besar nanti, mereka bisa bangga pada ibunya. Saya berharap, apa yang saya lakukan dapat menginspirasi anak-anak saya khususnya, serta mahasiswa-mahasiswa saya pada umumnya,” ungkapnya.

Di tengah padatnya aktivitas akademik dan pekerjaan, Winda memiliki kebiasaan menarik adalah menulis di tengah malam. Menurutnya, waktu tersebut terasa paling tenang dan memunculkan banyak ide. Ia juga berpesan kepada mahasiswa untuk mengatur waktu dengan baik.

“Mahasiswa harus memiliki manajemen waktu serta timeline dan target untuk diri sendiri. Hal ini bisa menjadi cambukan sekaligus penyemangat,” katanya.

Penyusunan disertasinya merupakan proses panjang yang penuh dinamika, namun tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada suami, mertua, dan anak-anaknya yang menjadi sumber kekuatan. Peran Prof. Urip Sulistiyo sebagai Promotor sangat besar, dengan bimbingan yang terbuka, responsif, dan solutif. Juga kepada Dr. Sofyan, M.Pd., selaku Co-Promotor 1 yang selalu memberikan masukan membangun, serta Eddy Haryanto, S.Pd., M.Sc.E.d., MPP., Ph.D., sebagai Co-Promotor 2 yang turut membantu dengan tulus.

Ia juga mengapresiasi semangat dan dukungan dari sahabat seperjuangannya, seperti Sisca dari Bangko, Ibu Kurnia, dan Ibu Enny dari Palembang. Persahabatan dan dukungan mereka selama masa bimbingan menjadi bagian penting dalam penyelesaian studinya.

Dalam menjalani perkuliahan, Winda memegang teguh prinsip hidup “Do the best, get your best”. Ia selalu berusaha menyelesaikan tugas dan proyek secara optimal dan tepat waktu. Ia juga menyampaikan harapannya agar UNJA terus menjadi universitas unggul yang mampu melahirkan generasi bangsa yang berkualitas.

Baca juga :  Ujian SSE UM-PTKIN 2025 Dimulai, Momentum Baru Menjaring Calon Mahasiswa Unggul

Momen paling berkesan selama menyelesaikan program doktor kependidikan adalah kehangatan dan rasa kekeluargaan di lingkungan prodi.

“Prof. Ekawarna, Prof. Urip Sulistiyo, Pak Endarman Saputra, Mas Rudi, Mas Santo, Mbak Ela, Buk Bedah karena mereka semua sangat luar biasa dalam membantu dan merangkul kami. Ketika kami di kampus, Prodi itu terasa seperti ‘rumah’. Ini tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup, betapa bersyukurnya saya dipertemukan dengan orang-orang baik di Prodi Doktor Kependidikan Pascasarjana UNJA,” ungkapnya.

Motivasi utama Winda dalam menempuh pendidikan hingga meraih gelar doktor adalah tuntutan profesinya sebagai dosen. Ia menyadari bahwa sebagai pendidik, ia harus terus memperbarui ilmu pengetahuan dan memiliki pola pikir terbuka terhadap perkembangan teknologi dan zaman yang terus berubah.

Winda menyampaikan pesan penuh semangat kepada rekan-rekannya yang masih berjuang.

“Untuk rekan-rekan seperjuangan yang masih berjuang menyelesaikan disertasi, tetap semangat, jangan berhenti karena garis finish sudah di depan mata, ikuti saja arusnya,” tutupnya. (*)