WartaPendidikan.co.id, Jambi – Di balik ruang kelas Fakultas Hukum (FH) Universitas Jambi (UNJA), tersimpan sebuah dedikasi panjang yang telah melintasi batas-negara. Adalah Dr. Arrie Budhiartie, S.H., M.Hum., sosok yang secara konsisten membuktikan bahwa penguasaan spesifik pada satu bidang ilmu—Hukum Kesehatan—dapat menjadi “paspor” untuk berkiprah di level internasional.
Berawal dari Keluarga dan Konsistensi
Ketertarikan Dr. Arrie pada hukum kesehatan bukanlah tanpa alasan. Tumbuh di lingkungan keluarga dokter memberinya perspektif unik. Sejak menempuh pendidikan S2 pada tahun 2004, ia menyadari adanya celah besar: belum banyak pakar hukum di UNJA yang mendalami seluk-beluk medis.
Langkah besarnya dimulai saat ia bergabung dengan Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI), yang kemudian membawanya menembus jejaring global melalui World Association for Medical Law (WAML) pada tahun 2014.
“Konsistensi adalah kunci. Sejak S2, saya fokus pada spesialisasi ini. Untuk bersaing di level internasional, kita harus setia pada keilmuan kita, menguasai bahasa Inggris, dan berani berinvestasi pada jejaring,” ungkap Dr. Arrie.
2025: Tahun Emas Kiprah Global
Tahun 2025 menjadi momentum paling produktif bagi Dr. Arrie. Berbagai forum bergengsi di dunia menjadi saksi pemikirannya:
- Istanbul, Turki (Agustus 2025): Dalam 29th World Congress of Medical Law, ia membedah pemenuhan hak kesehatan reproduksi dan seksual di Indonesia dibandingkan dengan Malaysia dan India.
- New Delhi, India (September 2025): Melalui NatCon25, ia berkolaborasi dengan peneliti India membahas hak layanan kesehatan bagi lansia dan kelompok rentan. Hasil riset ini diproyeksikan terbit sebagai buku referensi internasional.
- Jaipur, India (November 2025): Di Manipal University, ia mengangkat isu sensitif mengenai dilema hukum aborsi antara persetujuan medis (informed consent) dan stigma sosial.
Diplomasi Akademik Melalui Kuliah Umum
Tak hanya sebagai pemakalah, Dr. Arrie juga dipercaya menjadi Visiting Lecturer di dua universitas ternama Asia:
- Banaras Hindu University (India): Membahas nilai-nilai peradaban Dharmic sebagai akar kesamaan sistem hukum Indonesia dan India.
- Universiti Sultan Zainal Abidin (Malaysia): Mengisi kuliah umum mengenai hak reproduksi perempuan, yang sekaligus memperkuat posisi UNJA dalam radar akademik regional.
Membawa Nama UNJA Meski dalam Pemulihan
Dedikasi Dr. Arrie tak luntur meski diuji kondisi fisik. Walau sedang dalam masa pemulihan pasca-operasi, ia tetap berpartisipasi secara daring dalam 13th UUM International Legal Conference 2025 di Malaysia. Menggunakan dana penelitian LPPM UNJA, ia mempresentasikan pentingnya layanan kesehatan inklusif bagi anak penyandang disabilitas di depan perwakilan dari 10 negara.
“Setiap kali saya berbicara di forum internasional, yang saya bawa bukan hanya nama pribadi, tetapi juga nama Universitas Jambi dan Indonesia,” tegasnya.
Inspirasi untuk Budaya Akademik UNJA
Dari perjalanannya, Dr. Arrie membawa pulang pelajaran berharga tentang budaya akademik luar negeri—tentang disiplin, perpustakaan sebagai jantung belajar, dan etika profesional. Ia berharap UNJA dapat terus mendukung mobilitas dosen ke luar negeri, baik secara administratif maupun finansial.
Ia berpesan kepada kolega dosen, khususnya di FH UNJA, untuk tidak ragu melangkah ke kancah global.
Tips Sukses Dr. Arrie untuk Go International:
- Fokus: Konsisten pada satu bidang keilmuan.
- Kompetensi: Kuasai bahasa internasional.
- Investasi: Berani mengalokasikan waktu dan biaya untuk riset.
- Networking: Bangun jejaring dengan semangat “Keep kind and keep humble.”



Leave a Reply