WartaPendidikan.co.id, Muaro Jambi – Dosen Universitas Jambi (UNJA) dipercaya menjadi bagian dari Pengurus Pusat Asosiasi Psikologi Indigenous dan Kultural (PP APIK) periode 2024–2028. Pelantikan dilakukan secara daring oleh Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) melalui Zoom Meeting dan menjadi momen penting dalam memperkuat kontribusi psikologi terhadap pelestarian nilai-nilai budaya lokal.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FKIK, Dr. Nofrans Eka Saputra, S.Psi., M.A., Ketua Umum HIMPSI, Dr. Andik Matulessy, M.Si., Psikolog., Ketua APIK terpilih, Prof. Dr. Sri Lestari, M.Si., serta para anggota HIMPSI dan PP APIK lainnya yang berasal dari luar daerah.

Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FKIK, Dr. Nofrans Eka Saputra, S.Psi., M.A., dilantik sebagai Sekretaris APIK. Selain itu, dosen Psikologi UNJA, Agung Iranda, S.Psi., M.A., turut dipercaya sebagai anggota bidang Kajian dan Publikasi.

Ketua Umum HIMPSI, Dr. Andik Matulessy, M.Si., Psikolog, ia menekankan pentingnya pengembangan keilmuan melalui riset serta komitmen HIMPSI untuk mendukung program yang tidak hanya ditujukan bagi psikolog tetapi juga non-psikolog.

“Intervensi yang efektif harus mempertimbangkan nilai-nilai budaya masyarakat. Kearifan lokal merupakan elemen penting dalam pengambilan kebijakan,” ungkap Dr. Andik,

Ia juga berharap HIMPSI dan asosiasi keilmuan di dalamnya dapat bersinergi memperkuat kapasitas pembangunan keilmuan di Indonesia.

Ketua APIK terpilih, Prof. Dr. Sri Lestari, M.Si., menyampaikan bahwa APIK akan menjadi ruang kolaboratif lintas disiplin yang mengedepankan pendekatan indigenous dalam riset dan praktik psikologi di Indonesia.

“APIK akan terus berkontribusi bagi pengembangan psikologi indigenous di Indonesia, baik dalam ranah ilmu maupun pemanfaatan pendekatan indigenous untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Dr. Sri Lestari.

Sebagai Penasihat APIK, Prof. Dr. Muhammad Tamar, M.Psi., menegaskan pentingnya pendekatan beragam dalam melihat persoalan di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwasanya nilai budaya dapat menjadi pendorong pembangunan nasional.

Baca juga :  Mahasiswa CDD Jambi Gelar Diskusi Pelestarian Benih Padi Lokal untuk Ketahanan Pangan dan Kemandirian Petani

“Nilai budaya dapat menjadi pendorong pembangunan nasional. Tolak ukur kesejahteraan di Jakarta belum tentu relevan dengan nilai-nilai di daerah lain,” Prof. Muhammad Tamar.

Dalam struktur kepengurusan baru, APIK membentuk empat bidang utama diantaranya ada Pengembangan Organisasi, Humas dan Kerja Sama, Kajian dan Publikasi, serta Penelitian dan Pengembangan. Guna memperluas jangkauan, program APIK juga dibentuk oleh Koordinator Wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, serta Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.

Hal ini diharapkan menjadi upaya bentuk keseriusan APIK dalam memperluas jangkauan dan efektivitas program berbasis lokal di seluruh penjuru Indonesia. APIK juga berkomitmen memperkuat jaringan lintas sektor dan memperluas riset psikologi berbasis konteks lokal. Dengan tujuan menjawab tantangan zaman sekaligus menjaga warisan budaya sebagai pondasi keberlanjutan bangsa.

UNJA mengapresiasi kepercayaan yang diberikan kepada para dosen dan berharap kontribusi ini dapat memperkuat peran institusi dalam pengembangan psikologi berbasis budaya serta pelestarian kearifan lokal di Indonesia. (*)