WartaPendidikan.co.id, Bandung – Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan komitmen kemanusiaannya dengan memimpin kolaborasi besar antar-perguruan tinggi dalam aksi tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Sumatera Barat.

Berlangsung pada 17–20 Desember 2025, aksi ini mempertemukan para akademisi dan mahasiswa dari ITB, Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Andalas (UNAND), hingga UIN Imam Bonjol Padang.

Menembus Wilayah Terisolasi

Sebagai penyelenggara sekaligus penerima hibah Program Tanggap Darurat Bencana, ITB mengerahkan tim ahli untuk menjangkau dua titik terdampak paling parah dengan aksesibilitas yang sangat terbatas:

  • Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan
  • Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam

Kondisi geografis yang sulit, jalur transportasi yang putus, hingga medan berlumpur tidak menyurutkan langkah tim untuk menyalurkan bantuan langsung kepada masyarakat yang kehilangan tempat tinggal akibat tertimbun longsor maupun hanyut terbawa banjir.

Solusi Multidisiplin di Lapangan

Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. apt. Ilma Nugrahani, S.Farm., M.Si. (Sekolah Farmasi ITB), tim terdiri dari pakar lintas fakultas yang membawa solusi spesifik sesuai bidang keahliannya:

  • Layanan Kesehatan & Farmasi: Pemberian obat-obatan dan layanan kesehatan gratis.
  • Infrastruktur & Sanitasi: Pembangunan MCK darurat dan sistem penyaringan air bersih berbasis sains.
  • Seni & Psikososial: Pendampingan trauma (trauma healing) bagi anak-anak melalui kegiatan literasi dan menggambar.
  • Logistik Dasar: Penyaluran pangan, pakaian, dan peralatan memasak.

Delapan Prioritas Pemulihan

Prof. Ilma Nugrahani menjelaskan bahwa program yang didukung oleh Kemendiktisaintek ini mengusung misi besar, yakni implementasi solusi berkelanjutan.

“Kami mengangkat tema solusi multidisiplin untuk pemulihan cepat dan mitigasi berkelanjutan. Fokus kami tidak hanya pada sandang pangan, tapi juga pemulihan psikis, edukasi darurat, hingga mitigasi bencana di masa depan,” ungkap Prof. Ilma.

Baca juga :  MTsN 3 Kota Jambi Jadi Percontohan Nasional Kurikulum Berbasis Cinta dari Kemenag RI

Tantangan dan Dukungan Sektoral

Pelaksanaan di lapangan menghadapi tantangan berat mulai dari cuaca ekstrem hingga keterbatasan sinyal komunikasi. Namun, berkat dukungan dari TNI dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), koordinasi bantuan tetap berjalan lancar.

Aksi kolaboratif ini berhasil menjangkau lebih dari 500 pengungsi. Ke depan, program ini diharapkan menjadi model nyata kontribusi perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta memperkuat sistem penanggulangan bencana nasional.