WartaPendidikan.co.id, DepokKeterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Kalimat itu menjadi semangat hidup Muhammad Rizky Pradityanto, seorang pemuda penyandang disabilitas sejak lahir yang kini aktif menempuh pendidikan di Program Studi Bisnis Digital, Kampus Digital Bisnis Universitas Nusa Mandiri (UNM).

Sejak duduk di bangku SMK ASSALAM, jurusan Multimedia (sekarang dikenal sebagai Desain Komunikasi Visual/DKV), Rizky sudah menunjukkan minat dan bakatnya di dunia kreatif. Ketika menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL), ia memilih UNM Kampus Margonda, Depok, dan ditempatkan di Mandiri Digital Universe (MDU) sebagai anggota tim multimedia kampus.

Siapa sangka, masa magang yang semula hanya tiga bulan itu menjadi titik balik besar dalam hidupnya. Menjelang akhir masa PKL, Rizky mendapat tawaran beasiswa kuliah sebesar 50 persen dari Kepala Kampus UNM Margonda, Andry Maulana.

“Saya sangat terharu dan bersyukur. Saat itu saya masih bingung akan kuliah di mana. Saya sempat mendatangi beberapa kampus impian, tapi kenyataannya, tidak semua kampus memiliki fasilitas yang memadai untuk penyandang disabilitas seperti saya,” ungkap Rizky dalam rilis yang diterima, Kamis (24/4/2025).

Setelah melalui berbagai pertimbangan, Rizky akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Program Studi Bisnis Digital UNM. Meski berbeda dari jurusan sebelumnya, ia justru melihatnya sebagai peluang baru.

Sejak SMK, Rizky dan teman-temannya telah merintis bisnis digital sederhana berupa jasa penjualan item game dan top-up untuk gim populer seperti Mobile Legends (MLBB), PUBG, hingga Growtopia, dengan nama usaha “JB Diamond Lock”.

“JB itu jual-beli—beli murah, jual mahal. Kami mulai dari kecil, tapi lumayan untuk ukuran anak sekolah. Saya ingin belajar bisnis digital lebih dalam supaya bisa scale-up dan memahami strategi digital marketing,” jelasnya.

Baca juga :  Salna Maulana Sihab Dinobatkan sebagai Duta Pendidikan Jawa Barat 2025: Suara Perubahan dari Cianjur

Kini, Rizky telah memasuki semester dua dan aktif di Himpunan Mahasiswa Bisnis Digital (HIMABIG) sebagai editor konten visual. Ia juga rutin mengikuti seminar dan berbagai kegiatan kampus bertema inovasi, public speaking, dan pengembangan diri.

“Awalnya berat beradaptasi, tapi teman-teman, satpam, dosen, dan staf kampus sangat ramah dan mendukung. Saya merasa nyaman dan diterima di sini,” ujarnya.

Ketua Program Studi Bisnis Digital, Lia Mazia, yang juga mengajar mata kuliah Desain Berpikir Kreatif dan Kritis, memberikan apresiasi atas semangat dan dedikasi Rizky.

“Rizky adalah contoh nyata bahwa semangat belajar dan berpikir kreatif tidak dibatasi oleh fisik. Kami di Program Studi Bisnis Digital sangat terbuka dan mendukung mahasiswa dari berbagai latar belakang, termasuk teman-teman disabilitas. Inklusi dan kolaborasi adalah semangat kami,” kata Lia.

Menurutnya, UNM terus berkomitmen menjadi kampus yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan inklusif bagi semua kalangan. Fasilitas kampus pun dirancang agar mendukung mahasiswa berkebutuhan khusus, baik secara fisik maupun digital.

“Kisah Rizky adalah satu dari sekian bukti bahwa pendidikan tinggi di era digital harus bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. Sebab mimpi, semangat, dan kreativitas tidak pernah mengenal batas,” tutup Lia. (Amelia)